Perpaduan Budaya Timur & Barat dalam Panggung JFFF
KEUNIKANbudaya Timur dan Barat tersaji indah dalam panggungJakarta Fashion & Food Festival(JFFF) 2012. Tampilan kontemporer dan modern seakan saling melengkapi keindahan busana-busana yang dipamerkan.
Panggung JFFF terasa begitu indah dengan kehadiran budaya Timur dan Barat yang menjadi satu. Suasana itu terasa saat keempat desainer dari Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) menggelarshowbertajukEast Meets Westdi Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta Utara, baru-baru ini.
Sebagai pembuka, Djoko Sasongko menampilkan koleksi kebayanya yang bernuansa cokelat, ungu, oranye, hijau pucat, dan biru. Dari segi bahan, Djoko banyak menggunakan brokat, danlacePerancis. Bordir, payet, dan kristal swarovski menjadi pilihan aksesorinya. Djoko menampilkan kebaya kontemporer yang elegan dengancuttingyang pas ditubuh dan lebih pendek yakni hanya sepinggang. Yang istimewa pada koleksinya kali ini, Djoko 'mengawinkan' kebaya dengan kain tenun ikat yang berasal dari Jepara dan Nusa Tenggara Barat.
Tak kalah menarik, desainer asal Palembang yang akrab disapa Zainal Songket mengusung tema 'Wong Palembang Cindo' yang berarti wanita Palembang yang cantik. Bagi Zainal, seorang wanita Palembang pada dasarnya sudah cantik, namun akan lebih cantik lagi manakala mengenakan songket. Untuk itu, Zainal pun menampilkan 17 koleksi cantik dengan menggunakan material khas Palembang.
Dalam panggung tersebut, sebagian besar koleksi Zainal merupakan busana bersiluet kebaya yang dipadankan dengan kain asal Sumatera Selatan. Songket yang dihadirkan Zainal terbuat dari benang sutera sehingga tidak terkesan kaku dan berat. Warna-warna seperti emas, jingga, hitam, dan putih mendominasi koleksinya. Untuk aksesori, Zainal masih setia dengan bordir dan payet.
Panggung JFFF terasa begitu indah dengan kehadiran budaya Timur dan Barat yang menjadi satu. Suasana itu terasa saat keempat desainer dari Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) menggelarshowbertajukEast Meets Westdi Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta Utara, baru-baru ini.
Sebagai pembuka, Djoko Sasongko menampilkan koleksi kebayanya yang bernuansa cokelat, ungu, oranye, hijau pucat, dan biru. Dari segi bahan, Djoko banyak menggunakan brokat, danlacePerancis. Bordir, payet, dan kristal swarovski menjadi pilihan aksesorinya. Djoko menampilkan kebaya kontemporer yang elegan dengancuttingyang pas ditubuh dan lebih pendek yakni hanya sepinggang. Yang istimewa pada koleksinya kali ini, Djoko 'mengawinkan' kebaya dengan kain tenun ikat yang berasal dari Jepara dan Nusa Tenggara Barat.
Tak kalah menarik, desainer asal Palembang yang akrab disapa Zainal Songket mengusung tema 'Wong Palembang Cindo' yang berarti wanita Palembang yang cantik. Bagi Zainal, seorang wanita Palembang pada dasarnya sudah cantik, namun akan lebih cantik lagi manakala mengenakan songket. Untuk itu, Zainal pun menampilkan 17 koleksi cantik dengan menggunakan material khas Palembang.
Dalam panggung tersebut, sebagian besar koleksi Zainal merupakan busana bersiluet kebaya yang dipadankan dengan kain asal Sumatera Selatan. Songket yang dihadirkan Zainal terbuat dari benang sutera sehingga tidak terkesan kaku dan berat. Warna-warna seperti emas, jingga, hitam, dan putih mendominasi koleksinya. Untuk aksesori, Zainal masih setia dengan bordir dan payet.